Daun kelor dikenal masyarakat sebab hal mistiknya. Ada anggapan
bahwa daun kelor adalah penghilangroh halus atau dapat mengalahkan
roh halus. Daun ini kerap dipakai untuk
menghilangkan ilmu hitam yang dipunyai seseorang supaya mereka cepat beristirahat atau
meninggal dengan tenang. Bahkan di zaman yang canggih ini anda masih dapat menjumpai rumah-rumah yang terdapat daun kelor diikat kemudian diletakkan di atas pintu rumahnya
sebagai penolak bala. Daun ini memang
dipercayai sebagai pencegah roh
halus. Selain tersebut orang
yang dirasakan atau berpikir dirinya sakti tentu akan sekuat tenaga melarikan
diri dari daun ini. Saya heran,
seringkali orang bakal lari
karena diburu tukang kredit atau
rentenir, lha ini malah sebab daun.
Haibat betul Kelor!
Mitos yang dulunya dipercayai itu tidak banyak demi tidak banyak terkikis dampak perkembangan zaman. Namun tidak semua wilayah sudah menghilangkan mitos mereka, ini terbukti pada lembaran bulat-bulat daun kelor. Di lokasi saya bermukim tepatnya di pesisir pantai unsur selatan Jawa Timur alias Tulungagung, pun demikian. Mereka pun takut tanpa dalil logis kenapa menjauhi daun kelor dan memandangnya daun yang layak dihindari keberadaannya.
Sedikit berlangsung ke unsur timur kita akan mengejar kota Probolinggo. Kota yang satu ini memandang daun kelor sebagai sumber makanan. Bukan justeru takut alih-alih melestarikan kebiasaan mistis daun kelor.
Masyarakat Probolinggo menjadikan daun kelor sebagai sayur, teman santap dengan nasi dan lauk guna makanan sehari-hari. Mereka pun menyatakan bahwa telah menjadi urusan biasa memakan sayur daun kelor. Untuk mereka tidak ada urusan mistik terjadi ketika memakan daun ini, bahkan daun ini amat murah dan gampang didapat. Daun kelor gampang beradaptasi dengan sekian banyak bumbu dapur guna menghasilkan cita rasa yang nikmat.
Teman saya (kebetulan orang Probolinggo) pun mengatakan bahwa paling biasa daun kelor dijadikan sayur jernih yang dimakan bareng sambal teri plus tempe goreng. Daun kelor ini lumayan dibumbui garam dan bawang putih saja telah enak rasanya dan segar dimakan lagipula ditambah dengan bumbu dapur lengkap. Itulah kenapa penduduk Probolinggo begitu menyukai masakan daun kelor ini.
Jika menelisik sisi kandungan daun kelor ada tidak sedikit manfaat yang dapat diperoleh sebenarnya. Daun kelor atau dalam bahasa ilmiah biasa dinamakan Moringa Oleifera ini seringkali mempunyai tinggi antara 7 hingga 11 meter. Daunnya berbentuk bulat telur nan kecil (mungil) guna ukuran pohonnya yang lumayan tinggi. Bunga daun kelor seringkali berwarna putih kekuningan dengan tudung pelepah bunga berwarna hijau. Bunga pohon kelor ini tumbuh sepanjang tahun dengan wewangian semerbak yang khas. Sementara buahnya berbentuk segitiga memanjang yang kadang oleh masyarakat dinamakan Kelentang yang juga dapat dimasak.
Daun kelor ini paling berkhasiat menyembuhkan sekian banyak penyakit. Hasil riset organisasi kesehatan dunia mengaku bahwa daun kelor ialah alternatif kesehatan sangat murah di dunia sekitar ini. Bahkan mereka menganjurkan supaya bayi dan balita dapat mengonsumsi daun kelor untuk menolong pertumbuhan mereka. Tercatat lebih dari 300 penyakit dapat disembuhkan dengan daun kelor ini. Penyakit asam urat yang seringkali menyerang lansia bahkan dapat berkurang andai rutin mengonsumsi daun ini.
Kembali pada pengakuan bahwa daun ini merupakan pilihan kesehatan sangat murah sepanjang sejarah kesehatan dunia. Dari pengakuan ini masyarakat dapat mengembangkan pohon kelor ini sebagai komoditi yang dapat diekspor ke luar negeri. Khasiatnya yang sedemikian tidak sedikit membuat investor juga turut tertarik untuk menunaikan mahal daun kelor. Mereka percaya andai* daun ini dapat menyembuhkan sekian banyak macam penyakit.
Saat ini terdapat kabupaten yang telah menjadikan pohon kelor komoditi guna diperjualbelikan. Kabupaten Timor Tengah Utara, suatu wilayah yang berbatasan dengan Timor Leste sudah memperhitungkan lahan seluas 125 hektar untuk tumbuhan ini. Mereka sengaja menempatkan pohon kelor guna dikonsumsi dan diekspor ke Jerman, Amerika bahkan Perancis.
Singkatnya terlalu tidak sedikit mitos-mitos yang sengaja dilestarikan dalam belantara nusantara ini. Terkadang hal-hal yang urgen menjadi tidak bernilai dampak mitos ini. Bahkan daun kelor yang mempunyai guna sebanyak ini menjadi mati kutu berkat mitos yang sampai kini masih dijadikan kiblat masyarakat. Memang menjaga kebijaksanaan lokal dengan berjuang melestarikan mitos pun hal penting. Namun perlu anda ingat juga, mitos tersebut tidak selamanya boleh atau dapat didiamkan terus menerus. Jadi, anda mau daun kelor dipakai sebagai jimat atau makanan?
https://linktr.ee/dwikyani